Karakter berasal dari kata Yunani yaitu charassein, yang berarti asal coretan, atau gorasan. Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. Jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya. Hal ini telah lama sekali dipaparkan oleh Plato, seorang ahli ilmu jiwa pada zaman Yunani kuno, ± 400 tahun sebelum Masehi. Ia adalah seorang murid Socrates, seorang ahli filsafat terbesar dizamannya.
Sebenarnya ada perbedaan-perbedaan prinsipil yang sering membingungkan. Yaitu pada pengertian :
1. Konstitusi jasmani
2. Temperamen
3. Watak
Sedangkan Kepribadian (personality) sering digambarkan sebagai keseluruhan kualitas kejiwaan yang diwarisi dari orang tua (leluhur) dan yang diperoleh dari hasil pembelajaran, pengaruh lingkungan dan pengalaman hidup. Erich From,seorang pakar Psikoanalisa Baru, merumuskan kepribadian sebagai berikut:
"Personality is the totality of inherited and acquired psychic qualities which arecharacteristic of one individual and which make the individual unique"
Cukup banyak ragam aspek kepribadian yang diturunkan dari orang tua dan leluhur, antara lain wajah dan bentuk tubuh, kecerdasan, temperamen, bakat dan minat. Sedangkan aspek-aspek kepribadian yang diperoleh dari proses pembelajaran, pengalaman hidup dan pengaruh lingkungan lebih banyak lagi antara lain pengetahuan, hobi, keterampilan, kebiasaan, gaya hidup dan karakter.
Temperamen merupakan corak reaksi emosional seseorang terhadap berbagai rangsangan dari lingkungan dan dari dirinya sendiri. Hipokrates misalnya mengemukakan empat ragam temperamen manusia didasarkan pada cepat-lambatnya dan kuat-lemahnya pola reaksi emosional seseorang: Sanguinicus (cepat bereaksi, tetapi lemah), Melancholicus (lambat reaksinya, tetapi kuat), Cholericus (cepat dan kuat reaksinya) dan Phlegmaticus (lambat reaksinya dan lemah).
Perbedaan antara temperamen dengan karakter adalah: Temperamen erat kaitannya dengan konstitusi tubuh, sulit sekali berubah dan bersifat netral, dalam artian tidak dengan sendirinya mengandung penilaian baik dan buruk. Karakter dibentuk dari pengalaman hidup seseorang, dapat berubah dan selalu mendapat penilaian baik atau buruk, layak atau tak layak, terpuji atau tercela.
Mengapa? Karena karakter merupakan internalisasi nilai-nilai etis yang semula berasal dari lingkungan menjadi bagian kepribadiannya yang berkaitan dengan penilaian baik- buruknya sifat dan perilaku seseorang. Dengan kata lain, temperamen tidak apriori mengandung implikasi etis/moral , sedangkan karakter selalu menjadi sasaran penilaian etis/moral.
Penilaian baik dan buruk ini didasari oleh bermacam-macam nilai sosial-budaya sebagai tolok ukur. Misalnya kebahagiaan, prestasi,kemanfataan, kenikmatan, kebebasan pribadi, aktualisasi potensi dan penyesuaian diri pada lingkungan. Pribadi berkarakter kuat digambarkan sebagai pribadi bermoral tinggi yang benar-benar memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai etis, mengetahui apa yang benar dan salah, bersikap jujur, lugas dan bertanggungjawab serta berusaha agar perbuatannya sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai etis/moral yang dianut.
Cukup banyak ragam aspek kepribadian yang diturunkan dari orang tua dan leluhur, antara lain wajah dan bentuk tubuh, kecerdasan, temperamen, bakat dan minat. Sedangkan aspek-aspek kepribadian yang diperoleh dari proses pembelajaran, pengalaman hidup dan pengaruh lingkungan lebih banyak lagi antara lain pengetahuan, hobi, keterampilan, kebiasaan, gaya hidup dan karakter.
Temperamen merupakan corak reaksi emosional seseorang terhadap berbagai rangsangan dari lingkungan dan dari dirinya sendiri. Hipokrates misalnya mengemukakan empat ragam temperamen manusia didasarkan pada cepat-lambatnya dan kuat-lemahnya pola reaksi emosional seseorang: Sanguinicus (cepat bereaksi, tetapi lemah), Melancholicus (lambat reaksinya, tetapi kuat), Cholericus (cepat dan kuat reaksinya) dan Phlegmaticus (lambat reaksinya dan lemah).
Perbedaan antara temperamen dengan karakter adalah: Temperamen erat kaitannya dengan konstitusi tubuh, sulit sekali berubah dan bersifat netral, dalam artian tidak dengan sendirinya mengandung penilaian baik dan buruk. Karakter dibentuk dari pengalaman hidup seseorang, dapat berubah dan selalu mendapat penilaian baik atau buruk, layak atau tak layak, terpuji atau tercela.
Mengapa? Karena karakter merupakan internalisasi nilai-nilai etis yang semula berasal dari lingkungan menjadi bagian kepribadiannya yang berkaitan dengan penilaian baik- buruknya sifat dan perilaku seseorang. Dengan kata lain, temperamen tidak apriori mengandung implikasi etis/moral , sedangkan karakter selalu menjadi sasaran penilaian etis/moral.
Penilaian baik dan buruk ini didasari oleh bermacam-macam nilai sosial-budaya sebagai tolok ukur. Misalnya kebahagiaan, prestasi,kemanfataan, kenikmatan, kebebasan pribadi, aktualisasi potensi dan penyesuaian diri pada lingkungan. Pribadi berkarakter kuat digambarkan sebagai pribadi bermoral tinggi yang benar-benar memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai etis, mengetahui apa yang benar dan salah, bersikap jujur, lugas dan bertanggungjawab serta berusaha agar perbuatannya sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai etis/moral yang dianut.
Percaya atau tidak, watak dan karakter seseorang dapat di tafsir atau prediksi dari asal-muasal atau fakor pendukungnya, misalnya tanggal lahir, nama, warna favorite, dsb. Yang kemudian dinamakan dengan ramalan.
Untuk mengetahui watak dan karakter seseorang silahkan mencoba ramalan di bwah ini,