Dalam perjalanan pulang dari kencan ketiganya.
Malam pun kian meninggi, hanya tinggal lima tapak lagi untuk menginjakan kaki di halaman depan rumah wanita, namun langkah kaki si wanita malah semakin berat, seakan-akan menopang tubuh untuk sampai ke tujuan, mendadak detik itu juga wajahnya berpaling menatap si Pria.
Perjalanan pun tiba-tiba terhenti, degub jantung si pria tiba-tiba tersentak, sendi-sendi mulai menegang, dan angin bertiup kencang menerpa tubuh hingga meluruhkan keringat yang dengan deras bercucuran..
Seperti membaca lukisan abstrak di mata si pria,
wanita pun menyertakan sebuah pertanyaan "Apakah ada Wanita lain di hatimu?" tanyanya,
Dengan tegas dan sedikit menggelengkan kepala si pria pun menjawab "Tidak ada!"
Wanita menegaskan pertanyaannya kembali "Apakah kau benar-benar menyukaiku?"
Dan pria kemudian menjawab "Bukankah sudah pernah aku jawab sebelumnya!"
Dengan wajah yang sedikit memerah dikarnakan menahan rasa malu dan kemarahan yang bercampur aduk menjadi satu, dengan memendam kesal si wanita kembali bertanya "Lalu, kenapa kau tidak pernah mencium bibirku?" teriaknya,
Namun si pria hanya terdiam dan perlahan menundukan kepala..
Dengan sedikit memaksa, wanita kemudian menarik dagu si pria dan mencium bibirnya, begitu dalam, begitu hangat, dan begitu lama, hingga akhirnya si wanita pun menyudahi ciumannya.
Namun tiba-tiba..
Sungguh tak disangka-sangka,
"Prakk!" Wanita pun mendaratkan kelima jari tangan kanannya ke wajah si pria dengan sangat keras.
Dengan meneteskan air mata, wanita mulai berkata dengan lantang kepada pria "Dasar pembohong!
Kali ini kau tidak bisa menghindar, kau ternyata memang tidak mencintai aku dan pasti ada wanita lain di hatimu, iya kan?!"
Tanpa coba mendengarkan penjelasan si pria, wanita pun bergegas pergi dengan membawa segala kegalauan di hatinya, Pria mulai resah namun bingung harus berkata apa, berharap ingin mengejar wanita dan memperbaiki semuanya tapi mungkin memang sudah tak ada gunanya.
Hanya bergumam sebuah kata "Maaf!" dalam hatinya yang hingga kini tidak bisa terucap.
Jika sebelumnya si Pria patah hati karna mengalah, tapi kali ini dia berpisah karna Kebodohannya.